Minggu, 14 Juni 2020

Peran Dan Tantangan Guru Masa Kini


Peran guru kini dituntut lebih dari sekadar sumber informasi. Pasalnya, di era digital sekarang ini para siswa telah memiliki akses informasi yang sangat luas. Peran pendidik seperti yang pernah disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara masih sangat relevan dalam menghadapi era industri 4.0



peran guru di sekolah dapat dilakukan? Setidaknya ada 5 peran guru yang harus dikuatkan dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Seperti yang SekolahDasar.Net kutip dari akun resmi instagram Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), inilah peran guru masa kini:




1. Pengajar
Guru mampu menyampaikan mata pelajaran agar dimengerti dan di dipahami oleh siswa.
2. Katalisator
Guru diharapkan mampu untuk mengindentifikasi, menggali dan mengoptimalkan potensi anak didik.

3. 'Penjaga gawang'
Guru membantu anak didik untuk mampu menyaring pengaruh-pengaruh negatif yang ada di lingkungan, termasuk di dunia maya.

4. Fasilitator
Guru membantu siswa menjadi subyek dalam proses pembelajaran, menjadi teman diskusi dan juga bertukar pikiran.

5. Penghubung
Guru mampu menghubungkan anak didik dengan sumber-sumber yang beragam, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Dengan peran ini, diharapkan nantinya guru mampu menyiapkan anak didik untuk memiliki kecakapan abad 21, yakni 4C: Critical Thinking (berpikir kritis dan analitis), Creative and Innovative (kreatif dan inovatif), Communicative (komunikatif), dan Collaborative (kolaboratif).

Guru merupakan salah satu kunci kesuksesan pendidikan penguatan karakter (PPK). Hal ini dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Oleh sebab itu, beban kerja guru harus diatur sedemikian rupa sehingga selain bisa memenuhi kewajiban sertifikasi juga menjadi pihak yang harus bisa membangun sinergi  "Tripusat itu adalah sekolah, masyarakat dan keluarga. Guru harus mampu menjadikannya beririsan satu sama lain sehingga siswa terbentuk karakternya tidak hanya dari jam tatap muka di kelas saja, tetapi juga dengan lingkungan dan masyarakat," kata Mendikbud yang SekolahDasar.Net kutip dari JPNN  (11/07/17).

Dalam PPK, guru harus mampu mengolah situasi agar siswa memiliki 4C. Yakni, critical thinking, communication skill, creativity and innovation, serta collaboration. Pentingnya penguasaan 4C  sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di abad 21, abad di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis.

"Untuk itu pembelajaran tidak hanya mengandalkan kelas. Guru harus bisa mengajak siswa lebih aktif, memecahkan masalah, bekerja dalam tim, saling menghormati dan menghargai," kata Guru Besar Universitas Negeri Malang ini saat di Mataram.

Ia menyebutkan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah sebagai pintu masuk penerapan PPK melalui pengaturan jam kerja guru. Diharapkan aktivitas belajar siswa tidak membosankan karena dilakukan di kelas saja, tapi lebih menyenangkan karena melalui beragam metode yang dikelola guru.

4 TANTANGAN

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar ke-4 dunia selayaknya memanfaatkan keunggulan komparatif tersebut.

Terlebih lagi, negara ini memiliki jumlah penduduk muda yang besar. Badan Pusat Statistik mencatat, paling tidak 40 persen dari 260 juta penduduk Indonesia merupakan generasi milenial.

Besarnya populasi muda tersebut menimbulkan situasi yang dikenal sebagai bonus demografi.

"Bila ingin memetik keuntungan dari bonus demografi, kita perlu mendongkrak kualitas sumber daya manusia sejak saat ini. Pendidikannya paling tidak mesti setara SMA atau SMK," ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan  dan Kebudayaan Supriano dalam Lokakarya Nasional dalam Rangka Hari Guru Sedunia 2018, di Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Dalam rangka mengangkat kualitas penduduk Tanah Air, ucap Supriano, peran guru sebagai ujung tombak pendidikan juga mesti ditingkatkan.

Sebab, sedikitnya ada empat tantangan pendidikan yang mesti dihadapi guru zaman sekarang. Aspek-aspek itu adalah:

1. Revolusi industri 4.0

Pengaruh teknologi digital semakin menyatu dengan hidup manusia. Itulah esensi dari revolusi industri 4.0 saat ini. Segala sesuatunya mulai melekat dengan penggunaan internet (internet of things).

"Kondisi tersebut menimbulkan potensi hilangnya sejumlah pekerjaan di masa depan. Inilah yang mesti disiapkan guru terhadap anak muridnya sejak dini," kata Supriano.

2. Globalisasi

Kompetisi antarnegara diyakini bakal semakin trengginas dalam beberapa waktu ke depan.


Saat ini saja, Indonesia beserta negara Asia Tenggara telah menyatu dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Persaingan global tersebut dipandang Supriano membuat peningkatan kualitas guru menjadi suatu keniscayaan. Dengan begitu, kompetensi anak didik pun bisa semakin baik.

3. Kebutuhan Domestik

Indonesia sebagai negara yang ekonominya tengah berkembang membutuhkan pasokan sumber daya manusia yang banyak pula.

Nah, agar ekonomi suatu negara kuat tentunya dibutuhkan keandalan dari para penduduknya.

"Kita mau tak mau mesti mencetak generasi-generasi unggul di masa mendatang," tutur Supriano.

4. Bertumbuhnya Generasi Milenial

Besarnya penduduk muda Indonesia dipandang sebagai suatu tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan.

Pola-pola pengajaran monoton selayaknya mulai ditinggalkan. Sebab, generasi milenial lazimnya cepat jenuh dan menyukai kegiatan dinamis.

"Apalagi media sosial makin berkembang di kalangan generasi milenial. Inilah tantangan bagi guru dan dunia pendidikan Indonesia saat ini," tuntas Supriano.


#Belajar Sepanjang hayat
#Merdeka Belajar

#Salam Pendidikan

#Mengedukasi Anak Negeri

0 komentar:

Posting Komentar

WORKSHOP ONLINE

IGI Melatih Guru Kreatif dan Berinovasi Lewat Pembuatan Blogspot

Ikatan Guru Indonesia (IGI) kembali membuka workshop untuk pelatihan berbasis web, untuk melatih  guru-guru senusantara untuk belajar ...